Nama : Novita Eka Sari
NPM : 07.1.01.05117
Mata
Kuliah : Manajemen Keuangan Internasional (MKI)
Tugas :
Merangkum BAB 2 (Arus Dana
Internasional)
I.
NERACA
PEMBAYARAN
Neraca
Pembayaran (Balance Of Payments) adalah ukuran dari semua transaksi
antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama periode waktu
tertentu atau bias dikatakan Laporan arus pembayaran (masuk dan keluar) untuk
suatu Negara.
Pencatatan Transaksi dilakukan dengan Pembukuan Berpasangan (Double
Entry Bookkeeping) yaitu tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan
satu lagi sebagai debit.
Jadi , total kredit dan debit dari neraca pembayaran sebuah
Negara akan sama secara agregat, namun bagi komponen-komponen dari neraca
pembayaran mungkin terdapat surpulus dan deficit.
Neraca Pembayaran dapat dipecahkan ke dalam berbagai komponen.
Komponen yang paling penting adalah :
A.
Neraca berjalan.(current account) adalah ukuran perdagangan barang dan jasa
internasional suatu Negara yang paling luas.
Komponen utamanya adalah Neraca
Perdagangan (balance of trade) yaitu selisih antara ekspor dan impor. Jika
Impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah deficit neraca
perdagangan . Sebaliknya jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi
adalah surplus.
Neraca Barang dan Jasa (balance of
goods and sevice) adalah
neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga neto kepada
investor-investor luar negeri dan penerimaan deviden dari investasi, serta
penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksi-transaksi
lain.
Transfer Unilateral adalah pencatatan bagi bantuan-bantuan dan
pemberian-pemberian antar pemerintah dan antar pihak swasta.
B.
Neraca Modal (capital account) mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan
aset jangka pendek dan jangka panjang suatu Negara.
II.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NERACA BERJALAN
Karena saldo neraca berjalan
sebuah Negara dapat secara signifikan mempengaruhi perekonomiannya, adalah
penting untuk mengidentifikasi dan memonitor factor-faktor yang mempengaruhi
neraca berjalan. Factor-faktor yang paling berpengaruh adalah :
1. Inflasi
2. Pendapatan
Nasional
3. Restriksi
Pemerintah
4. Nilai
Tukar (kurs) valuta
a. Dampak Inflasi
Jika laju inflasi sebuah Negara meningkat relative terhadap
inflasi Negara-negara mitra dagangnya , neraca berjalannya akan menurun (dengan
asumsi hal-hal lain tidak berubah). Konsumen dan kerjasama / persekutuan dalam
Negara tersebut akan membeli lebih banyak barang dari luar negeri (karena
tingginya inflasi local), sementara ekspor ke negara-negara lain akan menurun.
b. Dampak Pendapatan Nasional
Jika tingkat pendapatan nasional disebuah Negara meningkat
dengan presentase relative lebih tinggi dari Negara-negara lain, neraca
berjalannya akan menurun cateris paribus.
Jika pendapatan riil (yaitu, pendapatan yang telah disesuaikan dengan
inflasi) meningkat, konsumsi barang juga meningkat. Sebagian peningkatan
konsumsi akan diwujudkan dalam pembelian produk-produk impor.
c. Dampak Restriksi Pemerintah
Jika pemerintah sebuah Negara mengenakan pajak atas barang-barang
impor (yang sering disebut dengan tariff) , harga dari barang-barang impor
tersebut bagi konsumen akan meningkat, besarnya tarif yang dikenakan oleh
pemerintah lain. Namun, sejumlah industry relative sangat dilindungi daripada
industry-industri lain. Produk-produk
pakaian dan pertanian Amerika secara historis menerima lebih banyak
proteksi dari pesaing-pesaing asing.peningkatan dan atau perluasan tarif di AS
akan meningkatkan saldo neraca berjalan AS, kecuali kalau Negara-negara lain
melakukan tindakan-tindakan balasan.
Selain tariff , sebuah pemerintah dapat mengurangi impor dengan
menciptakan kuota (quota) atau
jumlah maksimum yang bias diimpor. Kuota telah diterapkan ke berbagai macam
barang yang diimpor oleh AS dan Negara-negara lain.
Restriksi perdagangan mungkin bias menyelamatkan lapangan
kerja, tetapi juga ada biayanya. Restriksi perdagangan cenderung hanya
menguntungkan sejumlah industry dan merugikan industry-industri yang lain ,
karena Negara-negara lain mengambil tindakan balasan dengan mengenakan
restriksi mereka sendiri. Dalam hal ini impor oleh kedua Negara bias berkurang
sehingga tingkat neraca berjalan tidak jauh berbeda dengan level sebelum adanya
restriksi tambahan.
Gerakan umum jangka panjang ke arah perdagangan bebas terus
diganggu oleh kontroversi menyangkut dumping
(penjualan produk di bawah harga wajar) . Dumping seringkali dirasa sebagai
hasil dari subsidi pemerintah kepada para eksportir.
d. Dampak Nilai Tukar
Valuta tiap Negara dinilai dari perspetif valuta lain memakai
konsep nilai tukar (kurs) , agar valuta-valuta dapat saling dipertukarkan demi
mempermudah transaksi-transaksi internasional . nilai dari sebagian valuta
berfluktuasi sepanjang waktu karena pengaruh pasar dan pemerintah.
Jika nilai valuta sebuah
Negara mulai naik relative terhadap valuta-valuta Negara lain, cateris paribus,
saldo neraca berjalannya akan menurun. Produk-produk yang diekspor oleh Negara
tersebut akan menjadi lebih mahal bagi Negara-negara pengimpor. Konsekuensinya
permintaan akan produk-produk tersebut akan menurun.
Valuta local yang kuat akan
memperburuk saldo neraca berjalan jika produk-produk yang diperdagangkan
bersifat elastis harga yaitu sensitive terhadap perubahan-perubahan harga.
Jika dolar yang kuat akan
menurunkan saldo neraca perdagangan AS maka sebaliknya dolar yang lemah akan
memperbaiki neraca perdagangan . melemahnya dolar akan menurunkan harga yang
dibayar importer-importir luar negeri atas produk-produk AS, sehingga
meningkatnya permintaan luar negeri atas produk-produk AS.
III.
MEMPERBAIKI
DEFISIT NERACA PERDAGANGAN
Setiap kebijakan yang akan meningkatkan permintaan luar negeri
atas produk-produk domestic akan memperbaiki posisi neraca perdagangan.
Permintaan luar negeri bias meningkat jika harga ekspor menjadi lebih menarik.
Hal ini bias terjadi jika inflasi dalam negeri relative rendah atau jika nilai
valutanya mengalami depresiasi, sehingga membuat harga impor menjadi lebih
rendah dari perspektif Negara-negara lain.
Kurs mengambang (floating exchange rate) dimungkinkan bias
mengoreksi ketidakseimbangan perdangan
internasional dengan cara sebagai berikut.
-
Defisit neraca perdagangan menyiratkan bahwa Negara
yang dimaksud menghabiskan lebih banyak dana untuk membeli produk luar
dibandingkan dana yang diterima dari
ekspornya ke luar negeri.
-
Karena Negara tersebut menjual valutanya (untuk
membeli produk luar negeri) dalam jumlah lebih bersar daripada permintaan luar
negeri terhadap valuta tersebut , nilai valuta tersebut akan menurun.
-
Penurunan ini akan mendorong lebih banyak
permintaan atas produk-produk Negara tersebut dimasa depan.
Mengapa Valuta yang lemah tidak
selalu merupakan solusi yang sempurna ?
1. Kemungkinan
munculnya kebijakan harga baru dari pesaing-pesaing asing sebagai reaksi
terhadap pergerakan nilai tukar.
2. Valuta
dari sejumlah Negara lain juga melemah pada saat yang sama, yang membuat
perusahaan-perusahaan local mereka tetap memiliki keunggulan kompetitif yang
sama dengan perusahaan-perusahaan AS.
3. Transaksi-transaksi
perdagangan internasional merupakan hasil negosiasi sebelumnya dan tidak bias
diubah dengan cepat.Jarak waktu antara perubahan nilai dolar dengan perubahan
impor AS, untuk alas an yang sama. Importer-importir
AS tidak akan segera berpindah
membeli produk-produk dalam negeri pada saat dolar melemah, importer tersebut
mungkin telah membentuk hubungan jangka panjang dengan mitra dagangnya di luar
negeri.
4. Adanya
hubungan yang unik antara importer dan eksportir yang berada di bawah
kepemilikan yang sama.
IV.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI NERACA MODAL
1. Kebijakan
masing-masing pemerintah yang memiliki wewenang atas arus modal yang keluar
masuk negaranya.
2. Perangkat-perangkat
pengontrol arus modal yang diciptakan oleh pemerintah.
3. Perkiraan
pergerakan nilai tukar oleh para investor yang kemudian tercermin dalam harga
sekuritas.
V.
BADAN-BADAN
YANG MENDORONG PERTUMBUHAN BISNIS INTERNASIONAL
1. International Monetary Fund (IMF)
Badan yang didirikan pada
tahun 1944 untuk mendorong dan memafsilitasi perdagangan dan pembiayaan
internasional.
2. Compensatory Financing Facility (CFF)
Fasilitas yang ditunjuk untuk mengurangi dampak dari
ketidakstabilan ekspor atas perekonomian Negara.
3. Special Drawing Rights (SDRs)
Cadangan yang dibentuk IMF digunakan untuk transasksi-transaksi
antar pemerintah dan berfungsi sebagai suatu unit perhitungan yang digunakan
untuk mendenominasi sejumlah barang dan jasa internasional serta sejumlah
deposito dan kredit internasional.
4. Inernasional Bank For Reconsruction and
Development (IBRD)
Bank yang didirikan pada tahun 1944 untuk membantu pembangunan
ekonomi dengan menyediakan pinjaman kepada Negara-negara yang membutuhkan.
5. Structural Adjusment Loan (SAL)
Fasilitas yang dibentuk bank dunia dengan tujuan untuk membantu
pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu Negara melalui proyek – proyek pembiayaaan.
6. Multilateral Investment Guarantee Agency (
MIGA )
Badan yang didirikan oleh bank dunia , menawarkan berbagai
bentuk asuransi resiko politik kepada korporasi.
7. Internasional Financial Corporation (IFC)
Perusahaan yang didirikan untuk mendorong pertumbuhan
korporasi-korporasi swasta di berbagi Negara.
8. Internasional Development Association (IDA)
Asosiasi yang dibentuk untuk merangsang pembangunan , khususnya
untuk Negara-negara berkembang.
9. Bank For International Settlements (BIS)
Institusi yang memfasilitasi kerjasama antar negera yang
terlibat dalam transaksi-transaksi internasional dan menyediakan bantuan kepada
Negara-negara yang sedang mengalami masalah-masalah pembayaran internasional.
10. Badan Pembangunan Regional
Pada tahun 1990 European Bank For Reconstruction and
Development dibentuk untuk membantu Negara-negara Eropa Timur menyesuaikan diri
dari komunisme ke kapitalisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar